Keberagaman Surat Emas dalam Politik dan Dagang: Diplomasi Raja-Raja di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.37014/jumantara.v8i1.266Keywords:
surat emas, iluminasi, diplomasi, politik, dagangAbstract
Indonesia sebagai sebuah bangsa sudah dirintis sejak abad ke-14 M dimulai dari Sumpah Palapanya Gadjah Mada sampai perlawanan berbagai kerajaan--pusat kekuasaan. Untuk merealisasikan wujud bangsa Indonesia raja-raja pada masa lalu, di samping menggunakan kekuatan fisik juga strategi lain, di antaranya dalam hubungan diplomasi dengan pemerintah kolonial, khususnya Belanda. Diplomasi tersebut diketahui dari strategi politik dan dagang yang terekam dalam manuskrip yang dikenal dengan surat emas (golden letter). Surat ini sangat indah dan menarik serta mencermin pemikiran, intelektualitas, dan martabat bangsa Indonesia pada masa lalu. Surat yang cantik ini dikirim oleh banyak raja di Indonesia, seperti Banten, Madura, Bima, Pontianak, dan Banjarmasin. Sampai saat ini manuskrip tersebut disimpan dengan rapi di beberapa negara. Dalam makalah ini dibahas keberagaman surat emas yang digunakan oleh raja-raja di Indonesia pada masa lalu dalam politik dan dagang sebagai sarana diplomasi. Metode yang digunakan berupa kajian deskriptif analitis. Dari hasil kajian diketahui bahwa gerakan "kebangsaan" pada dasarnya telah dilakukan sejak lama oleh raja-raja di Indonesia melalui diplomasi dan negosiasi, terutama dalam politik dan dagang seperti yang tercermin dalam surat emas yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Diplomasi tersebut dilakukan melalui komunikasi verbal melalui bahasa dan komunikasi nonverbal melalui simbol motif dalam hiasan pada surat.References
Cooper, J.C. 1978. An Illustrated Encyclopaedia of Traditional Symbols. Great Britain: Thames & Hudson.
Gallop, Annabel Teh dan Ben Arps. 1991. Golden Letters: Traditions of Indonesia. London: British Library.
Gallop, Annabel Teh. 1994. The Legacy of the Malay Letter. London: The British Library.
Grabar, Oleg. 1984. The Illustrations of Maqamat. Chicago: The University of Chicago Press.
Hall, James. 1994. Illustrated Dictionary of Symbols in Eastern and Western Art. Great Britain: The University Press.
Kartodirjo, Sartono, Soeroto Suri, dan Suhardjo Hatmosuprobo. 1972. Ikhtisar Keadaan Politik Hindia-Belanda Tahun 1839"”1845. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.
Mu"jizah. 2005. Martabat Tujuh: Edisi Teks Pemaknaan Tanda dan Simbol. Jakarta: Djambatan.
-------. 2009. Iluminasi dalam Surat-Surat Melayu Abad ke-18 dan ke-19. Jakarta: EFEO, KITLV dan Pusat Bahasa.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nasr, Hoessein. 1986. Animal Symbolism in Warqah wa Gulshhah. London: World of Islam Festival.
Robson, S.O. 1988. Principles of Indonesian Philology. Holland: Foris Publication Series.
Saktimulya, Sri Ratna. 1998. "Fungsi Wedana Renggan dalam Sestradisuhul" Yogyakarta: Tesis FS-UGM.
--------. 2016. Naskah-Naskah Skriptorium Pakualaman. Jakarta: EFEO.
Sinar, Tengku Luckman. 1993. Motif dan Ornamen Melayu. Medan: Satgas-Mabmi
Downloads
Published
Issue
Section
License
- This statement is the author's commitment to respect copyright, both in terms of citing other people's work and utilizing journal content. If necessary, the author can send an Authenticity Statement of Article stating that "this work is the author's original idea and has never been sent to another publisher and published in any publication"
- The author retains copyright.
- The moral rights of publication belong to the author.
- Formal legal aspects in the use of journal publications refer to the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA) license, which means that journal content can be used freely for any purpose.