Hegemoni Ideologi Perang Sabil sebagai Wacana Antikolonial dalam Teks Syair Raja Siak

Authors

  • Bagus Kurniawan Universitas Sebelas Maret, Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.37014/jumantara.v6i2.300

Keywords:

hegemoni ideologi, perang sabil, wacana antikolonial, teks, syair raja siak, naskah, manuskrip

Abstract

Kolonialisme di Nusantara yang berlangsung kurang lebih tiga abad telah meninggalkan jejak kolonialisme yang terlacak dalam kebudayaan Nusantara. Dalam konteks kesusastraan,  persinggungan antara penguasa kolonial dengan rakyat terjajah memunculkan adanya sejumlah karya sastra Melayu klasik yang bertema perang kolonial. Di dalam karya-karya tersebut salah satu hal yang tampak adanya sebuah ideologi perang sabil. Karya-karya seperti itu oleh penguasa kolonial dianggap sebagai karya sastra yang sangat berbahaya karena mengajarkan masyarakat terjajah untuk melakukan resistensi karena ideologi perang sabil yang ada dalam beberapa karya sastra Melayu klasik memiliki dimensi yang hegemonik dalam masyarakat terjajah. Oleh karena itu, di masa lampau ada usaha yang dilakukan oleh penguasa kolonial untuk memusnahkan sejumlah karya sastra yang mengajarkan ideologi perang sabil. Salah satu karya sastra Melayu klasik yang memiliki tema perang dengan penguasa kolonial dan memiliki ajaran ideologi perang sabil adalah Syair Raja Siak. Oleh sebab itu, dalam tulisan ini diungkapkan adanya hegemoni ideologi perang sabil di dalam teks sebagai sebuah wacana antikolonial. Ideologi perang sabil yang diajarkan di dalam teks memilki sejumlah peran dalam praktik material masyarakat bumiputra. Untuk menganalisis peran ideologi perang sabil sebagai ideologi yang hegemonik di dalam teks serta perannya sebagai wacana antikolonial, maka tulisan ini menggunakan dua teori, yaitu teori hegemoni Gramsci dan teori poskolonial. Teori hegemoni Gramsci digunakan untuk melihat aspek hegemonik ideologi perang sabil, sedangkan teori pascakolonial digunakan untuk melihat dimensi antikolonial yang ada dalam ideologi tersebut.

References

A.B. Lapian. 1975. Manusia dan Kebudayaan di Asia Tenggara: Kolonialisme di Asia Tenggara, seri studi wilayah nomor 2. Jakarta: Lembaga Reset Kebudayaan Nasional-LIPI.

Abu Fatiah Al Adnani (Peny). 2008. Misteri Pasukan Panji Hitam (Ashabu Raayati Suud). Yogyakarta: Granada Mediatama.

Amir Sutaarga, dkk. 1978. Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (hlm. 91 "“ 96). Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Behrend, T. E. 1998. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jilid IV. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Choueiri, Youssef M. 2003. Islam Garis Keras: Melacak Akar Gerakan Fundamentalime (diterjemahkan oleh Humaidi Syuhud dan M. Maufur). Yogyakarta: Qonun.

Faruk H.T. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra: Dari Strukturalisme Genetik Sampai Postmodernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gandhi, Leela. 2006. Teori Postkolonial: Upaya Meruntuhkan Hegemoni Barat. Yogyakarta: Qalam.

Ibrahim Alfian. 1987. Perang di Jalan Allah: Perang Aceh 1873-1912. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Kurdi, Abdulrahman Abdulkadir. 2000. Tatanan Sosial Islam: Studi Berdasarkan Al Quran dan Sunnah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Loomba, Ania. 2003. Kolonialisme/Pascakolonialisme. Yogyakarta: Bentang.

Ronkel, Ph. S. van. 1909. Catalogus der Maleische Handschriften in het Museum van het Bataviaasch Genootschaap van Kunsten en Wetenschapen"˜s (hlm. 104-106). Gravenhage: M. Nijhoof.

Said, Edward. 1995. Kebudayaan dan Kekuasaan: Memembongkar Mitos Hegemoni Barat. Bandung: Mizan.

Sartono Kartodirdjo. 1999. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500"”1900 (Dari Emporium Sampai Imperium). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

--------------. 2005. Sejak Indische Sampai Indonesia. Jakarta: Kompas.

Syair Raja Siak. Kode W 273. Jakarta: Perpusnas RI.

UU Hamidy. 1999. Islam dan Masyarakat Melayu di Riau. Riau: Universitas Islam Riau Press.

Downloads

Published

2019-08-09

Issue

Section

Articles