Kajian Semiotika Penggalan Serat Wicara Keras dalam Naskah H. Tabbri
DOI:
https://doi.org/10.37014/jumantara.v5i2.165Keywords:
semiotika, serat, wicara keras, naskah, h. tabbriAbstract
Pada abad ke-18 sampai abad ke-19 Surakarta mengalami puncak kesusastraan. Hal ini dikarenakan wilayah pesisir yang notabene menjadi aset perdagangan telah dikuasai Belanda, maka dari itu istana mengarahkan ke berbagai bidang kesenian terutama kesusastraan. Ada tiga tokoh besar dalam Kesusastraan Surakarta yaitu Yasadipura I, Yasadipura II, dan Ranggawarsita. Yasadipura I sangat berjasa dalam kepustakaan Jawa. Sementara Yasadipura II adalah anak dari Yasadipuro I yaitu tumenggung dengan nama Raden Sastranegara. Dia juga berjasa dalam Kesusastraan Surakarta, ia mampu membuat karya-karya baik itu gubahan maupun hasil karyanya sendiri, salah satu karnyanya adalah Serat Wicara Keras yang berisikan tentang kepemimpinan Pakubuwana IV. Nampaknya karya-karya mereka dipakai sebagai bahan rujukan oleh cendekiawan pada masa itu. Ini bisa kita lihat didalam naskah H. Tabbri halaman 311 terdapat penggalan Serat Wicara Keras. Kita tahu Serat Wicara Keras dibuat untuk mengkritisi kepemimpinan Pakubuwana IV, akan tetapi ada makna lain yang mungkin ingin disampaikan oleh H.Tabbri, karena hanya menuliskan penggalannya saja. Kajian semiotik akan dipakai penulis dalam mengonsep, mengimajinasi, menghidupkan pluralnya teks, yaitu betapa terbukanya signifikasinya. Analisis ini menarik penulis gunakan karena akan memudahkan penulis dalam mencari kode-kode yang terkandung didalam teks penggalan Serat Wicara Keras dalam naskah H.Tabbri.Downloads
Published
2019-08-02
Issue
Section
Articles
License
- This statement is the author's commitment to respect copyright, both in terms of citing other people's work and utilizing journal content. If necessary, the author can send an Authenticity Statement of Article stating that "this work is the author's original idea and has never been sent to another publisher and published in any publication"
- The author retains copyright.
- The moral rights of publication belong to the author.
- Formal legal aspects in the use of journal publications refer to the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA) license, which means that journal content can be used freely for any purpose.