Yajna Sang Puput: Telaah Struktur dan Makna
DOI:
https://doi.org/10.37014/jumantara.v5i2.157Keywords:
yajna sang puput, naskah, bali, manuskrip, struktur, maknaAbstract
Puisi Bali modern yang berjudul Yajna Sang Puput karya I Dewa Ketut Soma merupakan salah satu dari kumpulan puisi Bali yang berjudul Pupute Tan Sida Puput. Puisi ini merupakan cermin sejarah Puputan Klungkung yang terjadi pada Selasa 28 April 1908. Berawal dari kisah ekspedisi Belanda yang handal dipimpin Letnan Kolonel Von Schauroth, yang membagi serangan Belanda atas tiga bagian utama dengan sasaran penyerbuan adalah benteng- benteng Kerajaan Klungkung. Hal ini dilakukan Belanda karena benteng Kerajaan Klungkung dipertahankan dengan kuat oleh laskar yang dipersiapkan secara baik dan rapi. Dari arah timur (Karangasem) kompi Angkatan Darat Belanda dipimpin Kapten Carpentier Alting yang bermarkas di Desa Lebu dengan kekuatan 110 serdadu, bertugas menyerang benteng Desa Satria hingga berhasil membuka pintu pertahanan Klungkung, sekaligus memberi peluang bagi pasukan bantuan yang bergerak dari Kusamba. Sementara pasukan gabungan Belanda dari arah selatan berhasil menerobos benteng Galiran dan Meregan yang berhadapan dengan laskar Klungkung yang dipimpin Cokorda Gelgel dan Dewa Agung Smarabawa. Laskar Klungkung yang mempertahankan benteng selatan ini berkekuatan lebih dari 1.000 prajurit dengan senjata bedil, tombak, keris, dan diperkuat dengan dua buah meriam (Sidemen, 2001:141). Dari arah barat (Gianyar), pasukan Belanda dipimpin Kapten Van Nues bermarkas di Tulikup. Pasukan Belanda yang lebih dahulu menyerang benteng barat, bertujuan untuk membendung musuh agar tidak dapat melarikan diri masuk ke wilayah Gianyar dan mencegah bantuan laskar dari kerajaan lain yang dikirimkan secara gelap ke wilayah Klungkung. Pasukan Belanda yang bergerak dari Tulikup ini berhadapan dengan laskar Banjarangkan yang dipimpin oleh Cokorda Gde Oka dan Cokorda Gde Raka.References
Agastia, IBG. 1982. Sastra Jawa Kuna dan Kita. Denpasar: Wyasa Sanggraha. Hadi, Sutrisno. 1983. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Jelantik, IB. dan IB. Putu Suamba. 2002. "Ida Wayan Oka Granoka: Seni sebagai Ritus". Cintamani, Edisi 06 Tahun I: 50-52.
Mangunwijaya, Y.B. 1982. Sastra dan Religiusitas. Jakarta: Sinar Harapan. Moleong, Lexy J. 1998. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Purwadarminta, WJS. 1975. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sidemen, Ida Bagus. 2001. Sejarah Klungkung (dari Smarapura sampai Puputan). Klungkung: Pemerintah Kabupaten Klungkung.
Sedyawati, Edi. 1994. "Nilai Seni dalam Masyarakat Bali"Makalah dalam Simposium Internasional Kajian Budaya Austronesia I di Denpasar, tanggal 14-16 Agustus 1994.
Warna, I Wayan. dkk. 1978. Kamus Bali-Indonesia. Dinas Pengajaran Propinsi Daerah Tingkat I Bali.
Published
Issue
Section
License
- Pernyataan ini merupakan komitmen penulis untuk menghormati hak cipta, baik dalam hal pengutipan karya orang lain dan pemanfaatan konten jurnal. Apabila diperlukan, penulis dapat mengirimkan Surat Pernyataan Keaslian Naskah yang menyatakan bahwa "karya ini adalah ide asli penulis dan belum pernah dikirim ke penerbit lain dan diterbitkan dalam publikasi apapun".
- Penulis mempertahankan hak cipta.
- Hak moral publikasi adalah milik penulis.
- Aspek legal formal dalam pemanfaatan publikasi jurnal mengacu lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA), yang berarti bahwa konten jurnal dapat dimanfaatkan secara bebas untuk kepentingan apapun.