Menelusuri Jejak Kehidupan Ulama dan Cendekiawan pada Masa Kolonial Dalam Teks Maulid Qashor H. Tabri di Surakarta
DOI:
https://doi.org/10.37014/jumantara.v5i1.372Keywords:
Maulid Qashor, H.Tabbri, Pemberontakan ulama, Cendekiawan, Naskah, ManuskripAbstract
Perjalanan kesenian sastra mempunyai khazanah yang hebat di Jawa, baik berupa cerita, mitologi, maupun tembang. Dengan masuknya Islam, kesenian mulai bervariasi seperti adanya Maulid Qashor karangan H.Tabbri yang memberikan khazanah baru dalam bidang kesusastraan jawa. Sejarah penyebaran Islam di Nusantara tidak bisa jauh dari perananMaulid Nabi atau Muludan yang dimanfaatkan oleh Wali Songo untuk sarana dakwah bagi masyarakat Jawa. Unsur politis juga terdapat dalam naskah ini seperti adanya penggalan SeratWicaraKeraskarya Yasadipura II, bahwa naskah ini masih ada sangkut pautnya dengan kejadian pemusnahan para cendekiawan dan ulama pada tahun 1842 di Surakarta, karena Belanda menganggap mereka adalah penghasut untuk memberontak dominasi Belanda di kerajaan.Downloads
Published
2019-08-12
Issue
Section
Articles
License
- Pernyataan ini merupakan komitmen penulis untuk menghormati hak cipta, baik dalam hal pengutipan karya orang lain dan pemanfaatan konten jurnal. Apabila diperlukan, penulis dapat mengirimkan Surat Pernyataan Keaslian Naskah yang menyatakan bahwa "karya ini adalah ide asli penulis dan belum pernah dikirim ke penerbit lain dan diterbitkan dalam publikasi apapun".
- Penulis mempertahankan hak cipta.
- Hak moral publikasi adalah milik penulis.
- Aspek legal formal dalam pemanfaatan publikasi jurnal mengacu lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 (CC BY-SA), yang berarti bahwa konten jurnal dapat dimanfaatkan secara bebas untuk kepentingan apapun.