Menelusuri Jejak Kehidupan Ulama dan Cendekiawan pada Masa Kolonial Dalam Teks Maulid Qashor H. Tabri di Surakarta

Authors

  • Ahmad Wahyu Sudrajad Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.37014/jumantara.v5i1.372

Keywords:

Maulid Qashor, H.Tabbri, Pemberontakan ulama, Cendekiawan, Naskah, Manuskrip

Abstract

Perjalanan kesenian sastra mempunyai khazanah yang hebat di Jawa, baik berupa cerita, mitologi, maupun tembang. Dengan masuknya Islam, kesenian mulai bervariasi seperti adanya Maulid Qashor karangan H.Tabbri yang memberikan khazanah baru dalam bidang kesusastraan jawa. Sejarah penyebaran Islam di Nusantara tidak bisa jauh dari perananMaulid Nabi atau Muludan yang dimanfaatkan oleh Wali Songo untuk sarana dakwah bagi masyarakat Jawa. Unsur politis juga terdapat dalam naskah ini seperti adanya penggalan SeratWicaraKeraskarya Yasadipura II, bahwa naskah ini masih ada sangkut pautnya dengan kejadian pemusnahan para cendekiawan dan ulama pada tahun 1842 di Surakarta, karena Belanda menganggap mereka adalah penghasut untuk memberontak dominasi Belanda di kerajaan.

Downloads

Published

2019-08-12

Issue

Section

Articles