Tinjauan Buku : Melihat Intelektualitas Dayah Tanoh Abee, Aceh Besar Melalui Katalog Naskah

Authors

  • Muhammad Nida' Fadlan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.37014/jumantara.v4i2.383

Keywords:

Tinjauan Buku, Katalog Dayah Tanoe Abee, Aceh Besar, Naskah, Manuskrip

Abstract

Naskah merupakan alat rekam berbagai aktifitas pemiliknya. Begitulah fungsi naskah yang disampaikan Oman Fathurahman dalam pengantar penyusunan Katalog Naskah Dayah Tanoh Abee Aceh Besar. Pada masanya, keberadaan naskah sangat dibutuhkan karena dianggap sebagai alat yang paling efisien serta tahan lama untuk menyimpan data dan memori kolektif, sehingga, sebagai salah satu artefak hasil kegiatan manusia, naskah menyimpan banyak potensi yang mampu mengungkapkan nilai-nilai sejarah yang dimiliki oleh penulis, pemilik, maupun daerah tempat ditulisnya naskah tersebut. Keberadaan naskah di Indonesia merupakan sebuah fenomena tersendiri. Khazanahnya yang melimpah bagaikan bom waktu yang berpotensi ‘meledakkan’ sendi-sendi sosial dan budaya apabila tidak ada yang mampu ‘menjinakkannya’melalui pemberian perhatian penuh akan keberadaannya di tengah masyarakat yang semakin modern dan menyebarkan ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya.Ledakan yang dimaksud adalah hilangnya jejak-jejak peradaban yang dibangun oleh naskah itu sendiri. Salah satu potensi yang mampu menghilangkannya adalah bencana alam yang tentu tidak akan mampu dihindari oleh setiap umat manusia. Guna mengantisipasi hal-hal tersebut, diperlukan tindakan nyata untuk menyelamatkan keberadaan naskah. Inventarisasi, pendataan, dan pengungkapan isi ajaran-ajaran yang disampaikan oleh naskah merupakan langkah penting yang dapat melestarikan naskah. Kegiatan tersebut kemudian dihimpun dalam bentuk katalog naskah sebagaimana yang dilakukan oleh Oman Fathurahman, dkk. dalam menginventarisasi keberadaan naskah di Dayah Tanoh Abee, Aceh Besar. Mengenai identitas Dayah Tanoh Abee, Henri Chambert-Loir dalam pengantarnya menyampaikan bahwa sebagai pusat pendidikan dan skriptorium naskah, Dayah Tanoh Abee sudah sangat dikenal sejak lama di dunia pernaskahan. Pada tahun 1970-an, ahli warisnya, Tgk. H. Muhammad Dahlan, mengungkapkan bahwa di tempat tersebut terdapat 2.000 naskah lebih. Sebuah angka yang fantastis untuk sebuah koleksi naskah yang berada di tengah masyarakat meskipun hal tersebut dinilai kontradiktif apabila dibandingkan dengan pernyataannya pada katalog yang pernah disusun pada tahun 1980 bahwa terdapat 900 naskah di Dayah Tanoh Abee.Angka tersebut semakin menyusut apabila dibandingkan pada saat dilakukan inventarisasi di tahun 1983 yang hanya ditemukan sekitar 700 bundel naskah dengan perkiraan terdapat lebih dari 1.000 teks.

Downloads

Published

2019-08-12

Issue

Section

Articles