Purantara: Kreativitas Rakawi Kakawin Nilacandra

Authors

  • A.A. Gde Alit Geria IKIP PGRI, Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.37014/jumantara.v4i2.381

Keywords:

Kakawin, Nilacandra, Rakawi, Kreativitas, Purantara, Resepsi, Naskah

Abstract

Penulisan dan penyalinan karya-karya sastra kakawin, hingga kinimasih berlangsung di Bali. Pada akhir abad XX-an, di Banjar Tengah Sibetan Babandem Karangasem muncul seorang pangawi bernama Made Degung cukup produktif di bidang olah sastrakakawin. Kakawin Nilacandra (KN) adalah hasil mahakaryanya yang pertama, disusul karya yang kedua (Kakawin Eka Dasa Siwa), dan Kakawin Candra Banu (Dharma Acedya) sebagai karyanya yang ketiga yang kini tengah dirampungkan. Karyanya yang pertama (KN) merupakan cerminan masyarakat Bali dalam srada bhakti kepada Hyang Widhi, sarat akan filosofis Siwa-Buddhayang hingga kini masih hidup berdampingan dan harmonis di Bali. Kakawin yang dikemas apik, penuh estetik ini memiliki kedudukan penting di antara kakawin yang ada, karena faktor isi dan keunikan penyajiannya merupakan jiwa zaman, yakni wacana Siwa-Buddha yang khas model Bali. Kakawin ini selesai digubah pada Jumat Paing Sintapananggal ke-13 tahun Saka 1915 (1993 Masehi). Kemampuannya dalam meresepsi naskah Siwagama dan Nilacandra Parwa sebagai sumber/hipogram KN, mendapat respon positif dari masyarakat Bali, karena sangat jarang dijumpai rakawi yang produktif menulis karya sastra kakawin di zaman modern ini. Terlebih dengan adanya sebuah bentuk wirama baru yang diberi nama wirama Purantara, telah menunjukkan kreativitasnya di bidang olah sastra, mampu menyadur atau meresepsi karya prosa Jawa Kuna ke dalam bentuk puisi Jawa Kuna berupa kakawin, yang tentunya tidak sembarang pangawi Bali mampu melakukannya. Ciptaan wirama baru ini tentunya sangat menggembirakan bagi pencinta sastra kakawin, sebagai bukti perkembangan “per-puisi-an†Jawa Kuna masih hidup dan berkembang di Bali hingga kini.

Downloads

Published

2019-08-12

Issue

Section

Articles