Sastra Lama Tulis sebagai Kelanjutan Tradisi Lisan dalam Ranah Sastra Jawa

Authors

  • Karsono Hardjo Saputra Universitas Indonesia, Depok

DOI:

https://doi.org/10.37014/jumantara.v2i1.122

Keywords:

sastra tulis, sastra lisan, keberaksaraan, sastra jawa, tradisi lisan

Abstract

Pada mulanya adalah bahasa, yang menurut ilmu bahasa adalah sistem bunyi yang berpola dan bermakna. Keberpolaan dan kebermaknaan bergantung pada konvensi masyarakat penggunanya. Pengertian keberpolaan adalah kemunculannya sebagai suatu sistem dapat diramalkan. Sebagai contoh, runtunan bunyi bahasa mempunyai pola-pola baku sesuai dengan tatarannya: morfem, kata, frasa/klausa, kalimat, dan seterusnya. Demikian pun pada tataran gramatika dan semantik. Adapun yang dimaksud kebermaknaan adalah setiap satuan tata susun bunyi mempunyai makna. Sementara konvensi diperlukan, baik disadari atau tidak, karena fungsi bahasa pertama-tama merupakan sarana komunikasi antaranggota masyarakat pemiliknya. Baik pola maupun makna berada dalam ranah konvensi agar bahasa dapat mengemban amanah komunikasinya.Oleh karena sebagai sistem bunyi, maka bahasa memiliki sifat kelisanan (orality). Bunyi-bunyi yang berpola itu keluar melalui alat ucap (daerah artikulasi) si pembicara, diserap oleh alat dengar lawan bicara, lalu disepakati maknanya. Komunikasi akan terjadi apabila maksud si pembicara yang dinyatakan melalui bunyi-bunyi bahasa dapat ditangkap oleh lawan bicara. Sebaliknya, komunikasi tidak terjalin apabila makna tidak berkesusaian antara pembicara dan lawan bicara.Pada perkembangan kemudian bahasa yang pada mulanya berfungsi sebagai sarana komunikasi juga mengemban tugas lain—meski juga tetap berada pada ranah “komunikasiâ€â€”sebagai sarana ekspresi seni: sastra, pertunjukan, bahkan juga ekspresi keagamaan: mantra dan doa, walaupun pada tataran tertentu ada juga mantra yang dikelompokkan sebagai “puisiâ€. Dalam ranah kebudayaan Jawa tradisional, baik sastra, seni pertunjukan (kethoprak, wayang, ludruk, dan sebagainya), mantra, maupun doa dinyatakan secara verbal. Dalam lingkup sastra maka kemudian lahirlah sastra lisan, bak puisi maupun prosa. Pengertian sastra lisan adalah teks yang hidup dengan cara dilisankan, dilakukan seseorang atau beberapa orang, dan ada sekelompok orang lain yang menjadi pendengarnya; bahkan berkemungkinan ada saling sahut antara pelisan (tukang cerita) dan pendengar.

References

Arps, Bern. 1990. "Singing the Life Yosef: an All Night Reading of the Lontar Yusuf in Banyuwangi, East Java" dalam Indonesia Circle No. 53, November 1990.

Behrend, T. E. 1993. "Manuscript Productions of Javanese MSS in Nineteeth-Century Java. Codicology and the Writing of Javanese Literary History", BKI 149 (3): 407-437.

Chambert-Loir, Henri dan Oman Fathurahman. 1999. Khazanah Naskah. Panduan Koleksi Naskah-Naskah Sedunia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hardjowirogo, Raden. 1952. Pathokanipun Nyekaraken. Djakarta: Balai Pustaka.

Karsono H. Saputra. 1998. Aspek Serat Kesastraan Panji Angreni. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

___________________. 2001. Sekar Macapat. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

___________________. 2008. Pengantar Filologi Jawa. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

____________________. 2010. "Laporan Penelitian Naska-naskah Pesisiran PNRI dan FIB UI" yang dibiayai dengan Anggaran Kegiatan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tahun anggaran 2010.

Ong, Walter J. 1982. Orality & Literacy. New York: Routledge.

Padmosoekotjo, S. 1960. Ngengrengan Kasusastran Djawa jilid II. Jogjakarta: Hien Hoo Sing.

Pigeaud, Theodore G. Th. 1967. Literature of Java. Catalogue Raisonné of Javanese Manuscripts in the Library of the University of Leden and other Publics Collections in the Netherland, jilid 1. The Hague: Martinus Nyhoff.

Poerbatjaraka, R.M.Ng. dan Tardjan Hadidjaja. 1957. Kepustakaan Djawa. Djakarta: Penerbit Djambatan.

Sweeney, Amin. 1985. A Full Hearing. Orality and Literacy in Malay World. Berkeley-Los Angeles-London: Universitu of California Press.

______________. 1989. "Gaya Bahasa Lisan dalam Kesusasteraan Rakyat", makalah untuk Persidangan Antarbangsa Pangajian Melayu. "Melayu Persoalan Warisan dan Kini". Jabatan Pengajian Melayu Univeritas Malaya.

Teeuw, A. Indonesia: Antara Kelisanan dan Keberaksaraan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Zoetmulder, P.J. 1983. Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Diterjemahkan oleh Dick Hartoko. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Downloads

Published

2019-07-19

Issue

Section

Articles