Pustakawan Di Era Teknologi Informasi Dan Komunikasi (New Paradigm)
DOI:
https://doi.org/10.37014/medpus.v16i3&4.914Keywords:
paradigma, TIK, Perpustakaan, PustakawanAbstract
Salah satu keberhasilan suatu perpustakaan adalah apabila berhasil memenuhi/memuaskan informasi apa yang dibutuhkan oleh pemustaka. Untuk itu perpustakaan, dalam hal ini pustakawan perlu melakukan/mempelajari perilaku pencari informasi. Di era teknologi saat ini pemustaka membutuhkan informasi (information needs) secara cepat, tepat, dan mudah melalui internet. Kesiapan perpustakaan dalam menghadapi era TIK untuk memenuhi kebutuhan pemustaka, merupakan sebuah tuntutan yang harus direalisasikan, di mana sumber daya manusia dan kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan lingkungannya menjadi faktor yang amat penting. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, mau tidak mau organisasi perpustakaan Indonesia harus mengembangkan kiprah kepustakawanannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka perlu suatu kupasan tentang paradigma kepustakawanan selama ini. Maka rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut. Apa yang dilakukan oleh pengelola perpustakaan/pustakawan dalam membentuk new paradigm terhadap eksistensi perpustakaan dalam dinamika perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini?Pustakawan dan TIK merupakan sesuatu yang harus kita lihat kembali, saat ini keberadaan internet akan menggeser perpustakaan karena internet akan lebih memberi kemudahan kepada pengguna daripada harus masuk ke perpustakaan yang pasti akan dihadapkan dengan segala peraturan dan birokrasinya, apalagi dengan pustakawannya yang sering cemberut daripada bersikap menyapanya. Menyikapi perubahan TI yang terjadi, pustakawan harus menjadi pendukung kebebasan informasi. TI memberikan harapan besar untuk memberikan akses tak terbatas kepada mereka yang mencari informasi, bahkan kepada mereka yang tidak mampu secara fisik. Melalui aplikasi khusus dan akses dari manapun. Internet telah mengubah dunia informasi tanpa banyak formalitas. Kekuatan TI telah menggiring kita ke keadaan sekarang dan kita akan semakin tergantung padanya. Merupakan suatu tantangan bagi pustakawan adalah untuk memahami dan menentukan posisinya dalam proses perubahan dan beralih dari pemikiran perpustakaan sebagai ruang fisik semata ke suatu kenyataan baru perpustakaan sebagai organisasi yang harus mengembangkan jenis layanan informasi digital.References
Diao Ai Lien. Mengapa Publikasi Elektronik Karya Ilmiah?. 21 Agustus 2009 <http://aurajogja.wordpress.com/
Djatin, Jusni & Sri Hartinah. Pengemasan dan Pemasaran Informasi : Pengalaman PDII-LIPI. 15 April 2008 <http://www.universe.net/Website?CREATI~.htm1>
Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 23 September 2009. http://id.wikisource.org/wiki/Perubahan_Kedua_UndangUndang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_ Th_1945
Purwono dan Sri Suharmini. (2006). Perpustakaan dan Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.
Putubuku. Informasi: dibutuhkan, diinginkan, diperlukan. 26 September 2009 <http://iperpin.wordpress.com/2008/10/11/informasi-dibutuhkan-diinginkan-diperlukan/
Retzlaff, Lothar von E-commerce for library promotion and sustainability: how library technicians can market themselves and their library"s services online. The Australian Library Journal 55. 2 May 2006): p102(29).
Santoso, Joko. Kemas Ulang Informasi Elektronis Sebagai Langkah Inovatif Layanan Perpustakaan: Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Pada Pengemasan Informasi. 25 Maret 2008.
The Universal Declaration of Human Rights. 23 September 2009. <http://www.un.org/en/documents/udhr/index.shtml>
Undang-Undang Republik Indonesia No.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
Waters, Donald J. What are Digital Libraries? CLIR Issues Number 4 "“ July / August 1998. 20 juni 2008 <http://www.clir.org/pubs/issues/issues04.html> http://dictionary.reference.com/browse/librarianship