Pelajaran dari Starbucks untuk Perpustakaan
DOI:
https://doi.org/10.37014/medpus.v21i1.782Keywords:
perpustakaan, tempat ketiga, third place.Abstract
Kehidupan masyarakat berubah secara dinamis. Ketika kehidupan pribadi semakin terkungkung oleh kegiatan individual dan ruang publik untuk bersosialisasi semakin terbatas, aktivitas orang untuk berinteraksi dengan orang lain tidak semakin surut. Ini terlihat dari maraknya budaya hangout di kalangan masyarakat urban. Coffee shop seperti Starbucks sebagai tempat hangout menjadi semakin dekat dengan kehidupan masyarakat. Kedekatan masyarakat urban dengan coffee shop ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan tempat alternatif untuk menghabiskan waktu, selain kantor dan rumah. Fenomena ini kiranya bisa menjadi bahan refleksi bagi perpustakaan untuk dapat mengembangkan diri agar bisa tetap relevan dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat.References
Minimarket Berbasis Kafe: Simbol Eksistensi Rasionalisasi Konsumtif Masyarakat Ibukota. Diakses dari http:// pensosreg12.blogspot.com/2013/09/minimarket-berbasis-kafesimbol.html. Diakses tanggal 9 Desember 2013.
BBC. Pengungunjung Perpustakaan Menurun. Diakses dari http://www.bbc.co.uk/ indonesia/majalah/2013/09/130929_ pendidikan_perpustakaan.shtml. Diakses tanggal 10 Desember 2013.
Herlyana, Elly (2012). Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda. Diakses dari http://journal.uin-suka. ac.id/thaqafiyyat/article/ download /115/pdf. Diakses tanggal 14 Desember 2013
Morris, Douglas E, 2005)It"™s a sprawl world after all. Canada: New Society publisher
Mustofa, Chakim. (2003). Perpustakaan : Kebanggaan Bersama Milik Masyarakat (Tinjauan Dari Segi Tantangan dan Peran di Era Informasi). Diakses dari http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd. aspx?id=54 diakses tanggal 27 Desember 2013.
Oldenberg, Ray (1989). The Great Good Place, New York: Marlowe and Company.
Orum, Anthony M. dan Zachary P. Neal. Common Ground? Readings and Reflections on Public Space. New York: Routledge
Starbucks. Our Heritage. Diakses dari http://www.starbucks.com/ about-us/our-heritage. Diakses tanggal 13 Desember 2013
Sumut Pos. Perpustakaan Indonesia kurang diminati. 13 April 2012. Diakses dari http://sumutpos.co/2012/04/31290/perpustakaanindonesia-kurang-diminati tanggal 10 Desember 2013.
Title, Sam (2013)."™Coffice"™ Etiquette: How to Politely Work From a Coffee Shop
Diakses dari http://www.huffingtonpost.ca/sam-title/coffice-coffeeshop-etiquette b_3605501.html. Diakses tanggal 13 Desember 2013.
Davie, Chris Xu Janet; Brionny Harris dan Lin Bin. 2010. The Third Place: exploring the relationship beetween the mount gambier library and the local community september 2010. Diakses dari http://furcs.flinders.edu.au/education/med_stud/ y2/posters/2010%20GGT%20The%20Third%20Place.pdf. Diakses tanggal 10 Januari 2014.
Ontario School Library Association. 2010. Together for learning: school libraries and the emergence of the learning commons, a vision of the 21st century, Ontario: Ontario School Library Association
Appleton, Leo, Stevenson, V., & Boden, D. (2011). Developing learning landscapes : academic libraries driving organisational change. Reference Services Review, 39(3), 343"“361. doi:10.1108/00907321111161368
Pennington, Tara M (2012) Third Space: Creating A Library Environment That Opens Doors For Collaboration, Value, And Student Achievement. Diakses dari http://centralspace.ucmo.edu/xmlui/ bitstream/handle/10768/119/TPennington_LIBRARYSCIENCE. pdf?sequence=1. Diakses tanggal 10 Januari 2014.
Clemons, Stephanie A, Waxman, Lisa K dan Banning, James. (2013) University Libraries as third place. Diakses dari http://www.ifla2009. it/online/wp-content/uploads/2009/06/Final.Clemons.pdf. Diakses tanggal 10 Januari 2014.