Implementasi Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007: Upaya Memuliakan Kepustakawanan Nasional Menuju Masyarakat Informasi Indonesia 2015

Authors

  • Salmubi Salmubi Perpustakaan B.J. Habibie Politeknik Negeri Ujung Pandang

DOI:

https://doi.org/10.37014/medpus.v16i3&4.913

Keywords:

UU No. 43, MII, Pustakawan

Abstract

Kehadiran Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 menjadi penanda era baru kepustakawanan Indonesia. Dalam konteks terbatas, eksistensi perpustakaan misalnya, khususnya perpustakaan umum belum mendapatkan perhatian yang memadai bagi kebanyakan pemerintah daerah. Demikian halnya perpustakaan sekolah yang juga belum mendapatkan atensi optimal dari pihak Departemen Pendidikan Nasional. Pada saat yang sama, kepesatan perkembangan teknologi informasi komunikasi (TIK) juga telah membawa dampak terhadap terjadinya dinamika kepustakawanan Indonesia. Perkembangan TIK dalam konteks lebih luas telah berdampak dan melahirkan perubahan dramatis dan dinamika dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Bahkan, keberadaan teknologi tersebut telah menjadi kontributor utama terjadinya proses transformasi - masyarakat industri kepada masyarakat informasi (MI). UU No. 43 Tahun 2007 diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap tembuh dan lahirnya dinamika baru sebagai suatu upaya memuliakan kepustakawanan Indonesia, sehingga perpustakaan dan pustakawan dapat berkontribusi signifikan dalam tatanan masyarakat informasi Indonesia. Cita-cita bangsa kita menuju MII 2015 sesungguhnya sejalan dengan deklarasi para pemimpin dunia saat World Summit on the Information Society (WSIS) pada Desember 2003 di Jenewa. Dalam mewujudkan MII melahirkan tantangan dan peluang bagi kepustakawanan Indonesia. Untuk sampai cita-cita itu, diperlukan berbagai upaya sistematis, komprehensif, dan intergral agar perpustakaan dan pustakawan dapat memainkan peran signifikan dalam tatanan MII. Karena itu, kehadiran Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 diharapkan setidaknya dapat menjadi respon terhadap berbagai persoalan kepustakawanan yang ada selama ini. Di samping itu, implementasi undang-undang tersebut akan menjadi suatu upaya untuk memuliakan kepustakawanan nasional agar dapat memainkan peran utama dalam tatanan MII. Selanjutnya, implementasinya juga akan menjadi jalan guna mencapai kesejajaran dan kesetaraan dengan kepustakawanan negara-negara maju.

Author Biography

Salmubi Salmubi, Perpustakaan B.J. Habibie Politeknik Negeri Ujung Pandang

Pemenang  Ketiga Lomba Penulisan Karya Ilmiah bagi Pustakawan Tahun 2009

References

Albitz, R.S. (2007). The What and Who of Information Literacy and Critical Thinking in Higher Education. Libraries and Academy 7(1).

Anderson, D.; Gesin, J. The Evolving Roles of Information Professionals in the Digital Age. (Online), (http://www.educause.edu/ir/library/html/cnc9754/cnc9754.html, diakses 02 Agustus 2007).

Angeley, R. and Purdue, J. Information Literacy: An Overview. (Online), (http://www.ac.wwu.edu/~dialogue/issue6.html diakses 25 Juli 2007).

Armstrong, A. and Georges, H. (2006). Using Interactive Technology to Teach Information Literacy Concepts to Undergraduate Students. Reference Service Review 34(4).

Awcock, F. (2002). Inquiry into the Role of Libraries in the Online Environment. Australia: Council of Australian State Libraries.

Brandt, D.S. (2001). Information Technology Literacy: Task Knowledge and Mental Models. Library Trends 50(1).

Brophy, P., Fisher, S. and Craven, J. (1998). The Development of UK Academic Library Services in the Context of Lifelong Learning: Final Report. (Online), (www.ukoln.ac.uk/services/elib/papers/tavistock/ukals/ukalas.html dikses 10 Februari 2005)

Bundy, A.(ed).(2004). Australian and New Zealand Information Framework: Principles, Standards and Practices. 2nd. Adelaide: Australian and New Zealand Institute for Information Literacy.

Bundy, A. (1998). Information Literacy: A Competency for the 21st Century. University South of Australia. (Online),(www.library.unisa.edu.au/papers/inlit21.htm diakses 5 Agustus 2005)

Deegan, M. and Tanner, S. (2002). Digital Futures: Strategies for the Information Age. London: Library Association.

Dugdale, C. (1999). Managing Electronic Reserves: New Opportunities and New Roles for Academic Librarians? Librarian Career Development. 7(12).

Feret, B.; Marcinek, M. (1999). The Future of the Academic Library and the Academic Librarian: a Delphi Study. Librarian Career Development. 7(10).

Garner, S.D. (2006). High-Level Colloquium on Information Literacy and Lifelong Learning. Alexandria Egypt: Bibliotheca Alexandria.

Hashim, L. & Mokhtar. W.N.H.W. Trend and Issues in Preparing New Era Librarians and Information Professionals, (Online), (http://www.lib.usm.my/elmuequip/conference/Documents/ICOL%202005%20Paper%203%20Laili%20Hashim%20&%20 Wan%20Nor%20Haliza.pdf, diakses 01 Agustus 2007)

Hatua, S.R. Future Role of Librarians: Will They Be Cyberians?. (Online), (http://www.geocities.com/sudiphatua/cyber/html, diakses 02 Agustus 2007)

Hornby, S. and Clarke, Z. (2003). Challenge and Change in the Information Society. London: Facet Publishing.

Information Literacy Summit (2006). American Competitiveness in the Internet Age. (Repaort). Washington D.C.

Kumaravel, J.P.S. University Librarian: Changing Roles. (Online), (https://www.sla.org/Documents/conf/toronto/Kumaravel.doc, diakses 01 Agustus 2007)

Martin, A. and Rader, H. (Ed).(2003). Information Literacy and IT Literacy: Enabling Learning in the 21st Century. London: Facet Publishing.

Masyarakat Informasi. (Online), (http://onlinelearningmedia.com/2008/08/19/masyarakat-informasi. Diakses 15 Oktober 2008)

Online Learning Media: Komunitas Elearning Indonesia (Online), (http://onlinelearningmedia.com/2008/08/19/ciri-ciri-masyarakat-dengan-teknologi-modern. Diakses 15 Oktober 2008).

Pirba, J.M. (2008). Apa, Mengapa, Bagaimana Operasional Warmasif di Kartor Pos. (Power Point Presentation dari Kegiatan Sosialisasi Warung Masyarakat Informasi, 13 Oktober 2008 di Makassar)

Rappel, B.A. (1997). The Electronic Library: New Roles for Librarians. (Online), (http://www.edu.cause.edu/ir/library/html/cem/cem97/cem971a.html. Diakses 01 Agustus 2007)

Ray, G.N. ( )Transition From Information Society To Knowledge Society: An Indian Perspective. (Online). (http://presscouncil.nic.in/speech11.htmhttp://presscouncil.nic.in/speech11.htm - _ftn1. Diakses 15 Oktober 2008).

Salmubi (2002). Program Literasi Informasi: Sebuah Upaya Pemberdayaan Pemakai dalam Mewujudkan Pendidikan Bermutu (Makalah). Makassar : Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Sharp, K. Internet Librarianship: Traditional Roles in a New Environment. (Online), (http://www.ifla.org/IV/ifla66/papers/005-1203.htm. Diakses 01 Agustus 2007)

Syifa, F.C. (2000). Transisi Masyarakat Informasi Indonesia. (Online). (http://www.geocities.com/vey212/transisi.htm. Diakses pada 26 September 2008)

Tam, L.W.H.; Robertson, A.C. (2002). Managing Change: Libraries and Information Services in the Digital Age. Library Management 23(8/9)

Tan, J. The Expanding Roles of Librarian for the New Millennium. (Online), (http://iassistdata.org/publications/iq/iq22/iqvol221tang.pdf. Diakses 01 Agustus 2007).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

Vijayakumar, J.K.; Vijayakumar, M. ( ). Information Freedom in a Democtratic Society and the Role of Librarianship in Cyber Era.

Warung Masyarakat Informasi. (2008). Direktorat e-Business Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika Departemen Komunikasi dan Informasi (Power Point Presentation dari Kegiatan Sosialisasi Warung Masyarakat Informasi, 13 Oktober 2008 di Makassar)

Downloads

Published

2020-04-23

How to Cite

Salmubi, S. (2020). Implementasi Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007: Upaya Memuliakan Kepustakawanan Nasional Menuju Masyarakat Informasi Indonesia 2015. Media Pustakawan, 16(3&4), 80–89. https://doi.org/10.37014/medpus.v16i3&4.913