Pakem Pedhalangan Ringgit Purwa "Pakem Grenteng": Kreativitas dan Utopia dalam Tradisi Tulis Pedalangan Yogyakarta Awal Abad XX

Authors

  • R. Bima Slamet Raharja Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.37014/jumantara.v5i2.162

Keywords:

pakem pedhalangan, ringgit purwa, pakem grenteng, tradisi tulis, pedalangan, yogyakarta

Abstract

Tradisi yang dikembangkan dan diturunkan masyarakat pedalangan di wilayah Yogyakarta lebih cenderung pada pola pewarisan secara lisan. Sedangkan tradisi tulis amat jarang dilakukan.Meskipun tradisi tulis diberikan, namun jumlahnya tidak banyak. Pakem Ringgit Purwa ‘Pakem Grenteng’ adalah salah satupakem yang memuat aturan-aturan baik secara sistemik, struktur, dan naratif dari bentuk tradisi tulis yang muncul dari tradisi kerakyatan dan merupakan salah satu ragam dari beberapa cengkok pakeliran yang hidup di lingkungan tradisi pedalangan Yogyakarta. Pakem Ringgit Purwa ‘Pakem Grenteng’ memuat teks-teks lampahan berbasis cerita wayang kulit purwa, baik dengan siklus cerita Ramayana, Mahabarata, atau pun cerita lain yang diungkapkan dengan pola naratif dan dramatik pada pertunjukan wayang. Ratusan bahkan sampai ribuan lakon yang ditulis pada awal abad ke-20 atas prakarsa J.L. Moens ini belum banyak mendapat perhatian secara seksama setelah tenggelam selama lebih dari lima dasawarsa terakhir. Banyak kreativitas yang dihadirkan dalam teks-teks lampahan dengan judul yang unik, menarik, dan berbeda dengan lakon-lakon yang muncul sepuluh hingga dua puluh tahun terakhir. Pakem Ringgit Purwa ‘Pakem Grenteng’sebagai bagian dari teks pertunjukan juga sebagai bentuk ekspresi sastra yang menghadirkan persepsi realita dan utopia dan menghadirkan visi kritis terhadap kondisi masyarakat pada zamannya. Di bawah bayang-bayang keadiluhungan tradisi besar, teks pakem pedalangan ini berusaha menunjukkan kreativitas dan kekayaan khazanah cipta lakon yang dimilikinya.

Downloads

Published

2019-08-02

Issue

Section

Articles