Tinjauan Buku: Menilik Cerita Tantri Dalam Kidung Tantri Kediri

Authors

  • Salfia Rahmawati

DOI:

https://doi.org/10.37014/jumantara.v5i1.374

Keywords:

Tinjauan Buku, Cerita Tantri, Kidung Tantri Kediri, Naskah, Manuskrip, Filologi

Abstract

Kajian atas teks-teks kidung dewasa ini masih tidak sepopuler kajian atas teks-teks dalam bentuk kakawin maupun macapat. Minimnya penelitian kidung sebagai bentuk syair Jawa kemungkinan disebabkan oleh penggunaan metrum tengahan dalam struktur kidung yang belum begitu diketahui. Penelitian tentang teks kidung yang tercatat oleh KITLV dalam seri Bibliotheca Indonesia hanya dua, yaitu Wangbang Wideya (Robson, 1971) dan Kidung A?li? Darma (Drewes, 1975). Dalam hal ini, hanya Robson yang menunjukkan ketertarikan atas kajian teks kidung. Adapun Drewes dalam penelitiannya lebih fokus pada pembahasan kisah Angling Darma dalam berbagai versi. Suntingan teks yang dikerjakan juga tidak disertai dengan informasi tentang metode penyuntingan sehingga kurang bisa dikatakan sebagai suntingan teks. Revo Arka Giri Soekatno dengan hasil risetnya atas teks kidung Tantri Kediri turut menambah daftar penelitian atas teks-teks kidung. Hal ini patut diapresiasi mengingat masih minimnya penelitian tentang teks kidung. Terlebih lagi, Revo memfokuskan kajiannya pada kidung Tantri Kediri yang meskipun sama-sama merupakan gubahan dari teks prosa Tantri Kamandaka, namun tidak sepopuler kidung Tantri Demung. Khazanah Cerita Tantri di Nusantara Dalam khazanah cerita nusantara, cerita tantri (Tantri Kamandaka) merupakan salah satu yang terkenal sebagai cerita fabel. Label ini diberikan sebab isinya didominasi oleh dongeng-dongeng yang menempatkan hewan sebagai posisi sentral dalam cerita. Cerita ini diadopsi dari kumpulan teks berjudul Pañcatantra yang diperkirakan digubah di Kashmir, India pada abad-abad pertama Masehi oleh seorang brahmana bernama Visnusarman.

Downloads

Published

2019-08-12

Issue

Section

Articles